Thursday, February 3, 2011

KITAB AL-QURAN - WAJIB KHATAM DAN FAHAM PADA SEMUA MUSLIM YANG BERAKAL..



























Seseorang yang bergelar muslim adalah wajib Khatam dan memahami Al-quran ini.. Sememangnya Al-Quran di turun dalam bahasa Arab kerana Rasullulah saw adalah daripada bangsa Arab..



Kita orang melayu yang tak faham bahasa arab macamana ??? nak faham Al-Quran itu.. sedang memahaminya adalah satu kewajipan..



Sebenarnya untuk kita .. orang melayu yang ingin memahami keseluruhan Al-Quran hendaklah membaca kalamullah tersebut dalam bahasa melayu.. baru la memahaminya..






Kalau baca kalamullah kemudian tak faham apa-apa maka sebenarnya kita sedang berangan-angan kosong .. tanpa kita sedari.. apa yang kita baca tiada apa manfaat buat kita....




Disini saya akan sertakan beberapa kata-kata Allah saya bacakan pada saudara-saudari pembaca dalam bahasa melayu.. supaya saudara-saudari memahami kata-kata Allah swt itu... Tiada bacaan yang lebih benar daripada bacaan yang saya bawa pada saudara-saudari pembaca.. Hanya yang berakal sempurna sahaja dapat membaca mesej yang ingin saya sampaikan..





“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” (Q.S. Al- Jaatsiyah: 20)









Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus.(Q.S. Al-Maa’idah [5]: 16).






Alif, laam raa. (Ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(Q.S. Ibrahim [14]: 1).



Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al-Israa’ [17]: 9).




Dan kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alqur’an itu tidaklah menmbah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Israa’ [17]: 82).







Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alqur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf [12]: 111).








"Dan orang-orang yang mendustakan ayat kami, nanti akan Kami tarik mereka dengan cara beransur-ansur ke arah kebinasaan dengan cara yang tak mereka sedari". Dan AKU memberi tangguh kepada mereka, namun)sesungguhnya rencanaku untuk menyeksa mereka sangat kuat sekali."(AL-A'RAF:182-183)





SAUDARA-SAUDARI NAK PERCAYA CAKAP SIAPA??? KATA-KATA ALLAH SWT YANG BENAR ATAU KATA-KATA MANUSIA YANG TIDAK JUA MENGETAHUI YANG SEBENAR.. MANUSIA MEMANG SUKA MENDUGA-DUGA...

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH


NAMA PENGARANG - Imam Al-Ghazali - PENERBIT/PENGEDAR - Darul Salam, Kedah.(RM 10.00)
Kitab ini memberikan kita panduan untuk menuju kepada keampunan Allah swt..
Anda boleh dapati di pasaran.. dan mana kedai buku berdekatan..
Kitab ini adalah karangan Wali Allah..

SENARAI 22 KITAB WAJIB/FARDHU AIN SEBELUM AKHIR BALIGH

A: BAHAGIAN TAUHID



K1 : Faridatul Faraid - NAMA PENGARANG - Abdul Ghani Jabal Maraqy - PENERBIT/PENGEDAR - Jabal Maraqy Enterprise, KB.(RM 7.50)



K2 : Tuntunan ibadat - NAMA PENGARANG - Syeikh Ali B. Abdullah Ali Baldraman -PENERBIT/PENGEDAR - Percetakan Pustaka Muda Ipoh.(RM 9.00)



B: BAHAGIAN FEKAH



K3 : Munyatul-Mushalli - NAMA PENGARANG - Abdul Ghani Jabal Maraqy - PENERBIT/PENGEDAR - jabal Maraqy Enterprise,KB.(RM 9.00)



K4 : Matla Al-Badrin - NAMA PENGARANG - Syeikh Zainal Abidin - PENERBIT/PENGEDAR - Jahabersa,Johor Bharu.(RM 50.00)



K5 : Bidayatul-Hidayah - NAMA PENGARANG - Imam Al-Ghazali - PENERBIT/PENGEDAR - Darul Salam, Kedah.(RM 10.00)



K6 : Muhimah(Suami-isteri mukmin) - NAMA PENGARANG - Imam As-Syafie - PENERBIT/PENGEDAR - Ja'afar Rawas, KB.(RM 15.00)





C: BAHAGIAN TASAUF


k7 : Kasyful Ghabiah(Kitab wajib semua pondok) - NAMA PENGARANG - Syeikh Zainal Abidin - PENERBIT/PENGEDAR - Jaffar Rawas,KB.(RM 3.50)





K8 : Pati Rahsia(khasful Asrar untuk pondok shj) - NAMA PENGARANG - Datuk Perdana Kelantan - PENERBIT/PENGEDAR - Jaffar Rawas,KB.(RM 8.00)



K9 : Mengenal Diri Dan Wali Allah - NAMA PENGARANG - Mustafa Muhamad - PENERBIT/PENGEDAR - Pustaka Aman Press,KB.(RM 8.50)



K10 : Penghantar Ilmu Tarikat Dan Tasauf - NAMA PENGARANG - Prof.Dr.Abu Bakar Aceh - PENERBIT/PENGEDAR - Pustaka Aman Press,KB.(RM 16.00)



K11 : Futuh Al-Ghaib(Pembukaan kepada yang ghaib) - NAMA PENGARANG - Syeikh Abdul Qhadir Al-Jilani - PENERBIT/PENGEDAR - Pustaka Aman Press,KB.(RM 10.00)



K12 : Al-Hikam - NAMA PENGARANG - Syeikh Ibnu Athaillah - PENERBIT/PENGEDAR - Victory Agencies,KL.(RM 16.00)



K13 : Minhajul Abidin - NAMA PENGARANG - Imam Al-Ghazali - PENERBIT/PENGEDAR - Victory Agencies,KL.(RM 18.00)



K14 : Nasihat Tokoh-Tokoh Ulama Islam Dunia - NAMA PENGARANG - Zabidi Hj.Ahmad - PENERBIT/PENGEDAR - Percetakan Pustaka Muda,Ipoh.(RM 9.00)



K15 : 99 Sejarah Kekeramatan Wali Allah - NAMA PENGARANG - Abu Mazaya Al-Hafiz - PENERBIT/PENGEDAR - Pustaka al-Shafa,Kl.(RM 49.00)



D : BAHAGIAN SEJARAH,HADIS DAN TAFSIR



K16 : Tafsir Al-Quran - NAMA PENGARANG - JabatanAgama Malaysia - PENERBIT/PENGEDAR - PT Syaamil Cipta Media.(RM 38.00)



K17 : Hadis Sahih Muslim & Bukhari - NAMA PENGARANG - Ma'mur Daud - PENERBIT/PENGEDAR - Klang Book Centre.(RM 40.00)



K18 : Sejarah Nabi-Nabi - NAMA PENGARANG - H.Salim Bahresy - PENERBIT /PENGEDAR - Penerbit Pt.Bina ilmu.(RM 6.00)



K19 : Sejarah Wali Songo(Islam Nusantara) - NAMA PENGARANG - Haji Abdul Halim Bashah - PENERBIT/PENGEDAR - Al-Kafilah, KB.(RM 15.00)



K20 : InsanTeladan Sepanjang Zaman - NAMA PENGARANG - Mufti Ahmed Ebrahim Bemat -PENERBIT/PENGEDAR - Darul Nu'man, KL.(RM 20.00)



E : BAHAGIAN PERUBATAN DAN ISTIKHARAHk21 : Tafsir Mimpi Ibnu Sirin - NAMA PENGARANG - Ibnu Sirrin al-Hafiz - PENERBIT/PENGEDAR - Crescent News(KL) Sdn,Bhd.(RM 39.00)



K22 : Panduan Rawatan Perubatan Dengan Al-Quran dan Sunnah -NAMA PENGARANG - Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah - PENERBIT/PENGEDAR - Crescent News(KL) Sdn. Bhd.(RM 20.00)



Jumlah keseluruhan kitab RM 416.50



Anda boleh mendapatkan sendiri dikedai-kedai

Untuk keterangan lanjut sila hubungi:
YM Zamzuri Abdullah - 012-9518064( Putrajaya)
YM Wan Mohd Shamsuddin bin Ramli - 014-2311698(Kelantan)
YM Nik Zulihsani Bin Nik Mustapha - 013-3097357(Perak)
YM Haji Daud - 013-9545723(Pahang)

PERJALANAN KU KETANAH SUCI...
























Perjalananku ke Tanah Suci..


Setelah aku melalui hidup ku 43 Tahun .... akhirnya aku di izinNya untuk memijak bumi suci Mekah Al-Mukaramah dan Madinah Al-Munawarah..
Dengan berbekalkan senaskah mushaf Al-Quran disebelah tangan kananku maka aku melangkah dengan penuh bersemangat untuk memijak bumi suci itu..
Kali pertama aku bersolat di Masjid Nabawi aku begitu gembira.. di sana aku melihat bermacam manusia dengan berbagai ragam dan cara... yang pasti tujuannya tetap sama.. dan mengharapkan sesuatu yang sama.. Di situ aku dapat melihat betapa besarnya dan hebatnya Allah swt dengan mencipta manusia dengan pelbagai situasi...
Kali pertama aku begitu ingin sekali untuk menziarahi Makam Rasullulah saw dan Para Sahabat.. maka pada sebelah pagi mudir yang ditugaskan untuk membawa kami telah bersiap untuk membawa kami ke Makam Rasullulah.. dan bersembahyang di "Raudhah"...
Setelah berusaha maka dapatlah saya menziarah Makam Rasullullah saw.. dan para sahabat a.s dan solat 2 rakaat di "Raudhah"...
Saya melihat terlalu ramai yang menginginkan syafaat Rasullullah dan berlumba-lumba untuk solat di "Raudhah" sehingga sanggup memijak dan menolak antara satu sama lain..
Apakah begitukah sebenarnya yang dikehendaki oleh Rasullulah saw...
Yang menangis, meraung dan yang cuba mendekati Makam, walaupun ada askar yang bertugas.. Macam2 Ragam manusia.. yang melangkah dan menolak-nolak antara satu sama lain untuk mendapat syafaat surga.. semuanya nak masuk surga sehingga sanggup lakukan apa sahaja..
Apakah itukah yang dikehendaki oleh Rasullullah saw..
MEMBACA AL-QURAN TANGGUNGJAWAB KITA
KEPADA ALLAH SEGALA URUSAN DIKEMBALIKAN...
Fikir-fikirkan ... buat Renungan...

BACAAN KEBENARAN

Auzubillahhiminassyaitannirrajim

Dengan Nama ALLAH Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

1.Alif Lam Mim.
2.Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
3.Mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan solat, dan menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami Berikan kepada mereka,
4.dan mereka yang beriman kepada yang diturunkan kepadamu dan yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
5.Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Surah Al-Baqarah(qs 2:1-5)

Inilah Kalamullah... Qadim.. kekal.. hidup.. azali.. tak pernah berubah...
Hanya yang benar-benar mengerti sahaja yang dapat menilai Kalamullah..

Sesungguhnya ianya benar-benar dari TUHANmu...

Wednesday, February 2, 2011

APAKAH PENYAKIT YANG MENIMPA DIRI KITA ADALAH UJIAN???

Salam sejahtera,

Satu persoalan yang tertanya di minda saya.. apakah penyakit, kemalangan, bencana itu adalah ujian dari Allah kepada kita??? atau ianya suatu BALA dari Allah swt atas dosa-dosa kita???

Apakah penyakit yang menimpa kita iaitu ...adalah kerana kesalahan kita dalam permakanan??? Tuan-puan boleh tanya diri tuan-puan sendiri?? Apakah itu adalah tanda-tanda bahawa kita berada dalam KEMURKAAN ALLAH????

Bencana yang berbentuk kemalangan yang kita lalui adalah kerana kelupaan dan kelalaian kita kah???? Cuba tanya diri sendiri??? Adakah itu jugak adalah tanda-tandan KEMURKAAN ALLAH??

Apakah saudara-saudari bersetuju dengan pandangan saya??? Tak setuju pun tak apa...
saya hanya ingin berkongsi sahaja..

Setelah saya melalui hidup selama lebih 40 tahun .. banyak juga yang saya lalui.. kenangan hidup ibarat surga.. dunia adalah segala-gala sehingga lah saya mengaku kalah dengan ketentuan Allah swt..

Persoalan yang ingin saya tanya pada saudara-saudari pembaca:

APAKAH PENYAKIT YANG MENIMPA DIRI KITA ADALAH KERANA DOSA-DOSA KITA..???

APAKAH JIKA KITA TELAH DIBEDAH OLEH DOKTOR DIDUNIA INI KERANA MEREKA MENYATAKAN BAHAWA MEREKA MAMPU TETAPI AKHIRNYA KITA MATI.... APAKAH NANTI KITA AKAN BALIK KE PADANG MASYAR MACAM KITA MATI DULU???

APAKAH PENYAKIT TERSEBUT MAMPU DIPULIHKAN OLEH DOKTOR?? ATAU ALLAH SWT YANG BENAR-BENAR MENYEMBUHKAN PENYAKIT??

Jawapan hanya ada pada diri saudara-saudari pembaca..

Wasalam..

MENGHILANG SEKEJAP DALAM ARENA CYBER

Salam Sejahtera..

Saya sebenarnya sudah lama sekali menghilangkan diri dari dunia cyber.. terlalu banyak urusan dunia yang terpaksa saya lalui sehingga saya terlupa dan alpa kepada ke indahan dunia..

Dunia sebenar sentiasa menipu kita.. supaya kita lalai daripada mengingati... Allah swt..

AL-Quran adalah petunjuk kepada manusia... sebagai manusia kita tak boleh lari daripada petunjuk itu.. Allah swt tidak meninggalkan kita terombang-ambing tanpa pedoman.. hanya manusia yang buta hati matanya tidak mamapu melihat..

Saya membukakan blog ini sebenarnya untuk berkongsi dengan tuan-puan tentang bagaimanakah?? kita nak mencari jalan pulang... mampukah kita balik untuk menemui Pencipta..

Sesungguhnya kita telah ditinggalkan oleh Rasullulah saw sudah melebihi 1400 Hijrah.. Dimana sebenarnya kita berada sekarang ini.. 2011.. sudahkah kita lupa pesanan Rasullullah saw ??

Sudah 1400 lebih manusia mengada-adakan dalam agama.. macam-macam aliran kita lihat timbul.. Majlis agama menyenaraikan banyak yang sesat.. itu sesat.. ini sesat.. semua nya sesat.. tapi sebenarnya saya juga tertanya-tanya siapa kah sebenarnya berada dijalan yang lurus??????

Majlis Agama yang istiharkan..... itu kah ???yang benar dan berada di jalan yang lurus..?????.....

Sumber yang benar masih ada dan ianya tak pernah berubah... ADAKAH ANDA MEMBACANYA DALAM BAHASA YANG SAUDARA DAN SAUDARI FAHAMI...

Thursday, September 3, 2009

IMAN DAN JIWA AL-QURAN 2

Sambungan....

Dan tidaklah engkau dalam menjalankan sesuatu urusan, dan tidaklah engkau dalam membaca sesuatu surah atau suatu ayat dari Al Quran, dan tidaklah kamu dalam mengerjakan sesuatu amal usaha, melainkan adalah Kami menjadi saksi terhadap kamu, ketika kamu mengerjakannya.

Dan tidak akan hilang lenyap dari pengetahuan Tuhanmu sesuatu dari sehalus-halus atau seringan-ringan yang ada di bumi atau di langit, dan tidak ada yang lebih kecil dari itu dan tidak ada yang lebih besar melainkan semuanya tertulis dalam kitab yang terang nyata.Qs:10:61

“Dan tidaklah engkau dalam menjalankan sesuatu urusan”
Persoalan dan urusan-urusan penting yang sentiasa dihadapi oleh hamba-hambaNya, baik urusan kemasyarakatan, rumah tangga, Pemerintahan, Peperangan perdamaian yang sentiasa selesai suatu persoalan datang pula persoalan lain yang baru. Manusia sentiasa diburu persoalan.

“Dan tidaklah engkau dalam membaca sesuatu surah atau suatu ayat dari Al Quran”
Iaitu dari persoalan yang engkau hadapi itu, wahai hamba-hambaKu, Aku berikan bimbingan untuk mengatasinya dengan wahyu Al Quran, lalu engkau baca mana-mana ayat dari Al Quran dan engkau perhatikan.

“Dan tidaklah kamu dalam mengerjakan sesuatu amal usaha”
Maka terhadap seluruh persoalan yang dihadapi hamba-hambaNya setiap Ayat yang dibacanya itu. Setiap amal usaha hendaklah dimulakan dengan membaca dari satu Ayat barulah ia dikira sebagai amal kebajikan. Tanpanya ia dijadikan amal yang disangka baik itu, bagaikan debu yang berterbangan.

“Melainkan adalah Kami menjadi saksi terhadap kamu, ketika kamu mengerjakannya”
Bagaimana hamba-hambaNya menhadapi persoalan?. Bagaimana sikap hambaNya ketika Ayat dibaca. Bagaimana cara hambaNya mengamalkan segala yang telah diberikan Petunjuk oleh Ar Rahman ?. Adakah menjadi perhatian ? Perhatian kamu kepadaNya. Semuanya itu diketahui oleh Tuhan Ar Rahman. Dan menjadi perhatian pula dariNya yang akan menyaksikan segala amal perbuatan kamu dari Ayat-ayatNya.
Iaitu setiap amal yang baik hendaklah memulakan dengan bersaksikan Ayat-ayatNya terlebih dahulu, tampanya amal tadi tidak dikira.
Yang timbul dari semangat dan kesedaran adalah sambut menyambut dengan perhatian Ar Rahman kepada kita melalui KitabNya. Kita tertarik dengan petunjukNya dan Ar Rahman pun menyambut hambaNya dengan Redha.

“Dan tidak akan hilang lenyap dari pengetahuan Tuhanmu sesautu dari sehalus-halus atau seringan-ringan yang ada di bumi atau di langit”
Tidak ada yang jauh bagiNya, tidak ada yang ghaib tersembunyi daripadaNya tidaklah luput dari pengatahuan Ar Rahman baik di langit mahupun di bumi semuanya itu adalah dibawah lingkungan dan peraturan dari Zat yang Maha Kuasa.

“Dan tidak ada yang lebih kecil dari itu dan tidak ada yang lebih besar melainkan semuanya tertulis dalam kitab yang terang nyata”
Bermula sekecil-kecil persoalan sehingga sebesar-besar persoalan semuanya itu tertulis dalam Kitab yang nyata iaitu Al Quran Qadim baik yang nyata maupun yang ghaib dan kenyataan ini baru dapat setelah diselidik dan diamalkan. Ayat ini menambah teguh kepercayaan kita bahawa Al Quran memang wahyu Ilahi. Sampai kepada yang halus tersembunyi pun sampai kepada pengetahuan Tuhan diatur sempurna sekali oleh Ar Rahman. Walhal segala jenis persoalan kehidupan semuanya tertulis didalam kitab Al Quran. Itulah Mukjizat yang paling Agung dari Ar Rahman.

“ Dan sekiranya Kami menurunkan Al Quran kepada setengah orang yang bukan Arab, yang tidak tahu membaca Arab. Kemudian ia membacakannya kepada mereka, mereka tetap juga tidak mahu percayakan bacaan itu daripada Tuhan. Demikianlah Kami masukkan perasaan itu di dalam hati orang-orang yang durhaka - tidak percayakan Al Quran”. Qs, 26;198

“ Dan sekiranya Kami menurunkan Al Quran kepada setengah orang yang bukan Arab, yang tidak tahu membaca Arab.” Jikalau Al Quran diturunkan kepada di kalangan bukan orang Arab (lain-lain bangsa). Dan bukan dalam Bahasa Arab. Orang Yang tidak pandai membaca Arab.

“Kemudian ia membacakannya kepada mereka, mereka tetap juga tidak mahu percayakan bacaan itu daripada Tuhan.” Al Quran yang diturunkan selain Arab itu dibacakan kepada mereka, nescaya mereka tidak percaya bahawa Al Quran ini daripada Allah s.w.t. Maka orang-orang kafir musyrik yang hatinya telah membatu di dalam kekafiran tidak mahu menerima perkhabaran Al Quran itu dan mengatakan Ini bukan daripada Allah.


“Demikianlah Kami masukkan perasaan itu di dalam hati orang-orang yang durhaka - tidak percayakan Al Quran.”
Bukan Iman yang masuk melainkan Kufur, keras kepala dan menolak tidak percaya sama sekali.

Di sini terdapat ikhtiar manusia, dan itu terasa sendiri oleh diri masing-masing. Kekayaan jiwa yang terpendam dalam diri/batin kita, tidak akan terkeluar kalau kita sendiri tidak berikhtiar dan berusaha, kesilapan kita mengambil jalan yang salah menyebabkan kita dapat terjerumus ke Jurang malapetaka.
Ibarat memandu kereta dengan tidak berhati-hati pada selekoh yang bahaya, lalu kereta terbabas masuk gaung, maka keterbabasan masuk gaung itu tidak dapat ditahan lagi, kita harus berusaha sendiri mengubah nasib kepada yang lebih baik, mempertinggikan mutu diri dan mutu amal, Melepaskan diri dari diperhambakan oleh dari yang selain Ar Rahman kita harus berusaha mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan lebih maju. Kita mesti insaf bahawa tenaga kita sebagai insan amat terbatas. Kita diikat oleh ruang dan waktu, iaitu ruang yang sempit dan waktu yang terbatas.
Di samping amal yang dikerjakan menurut kesangupan dan takdir untuk kita, adalah diingatkan ada lagi takdir di dalam alam ini, yang dijadikan Tuhan yang kadang-kadang bertemu dengan apa yang kita kehendaki dan kadang-kadang bertentangan dengan kehendak naluri kita.
Sebagai contoh kita periksa injin kereta, kita isi minyak penuh dan kita pandu kereta itu ke satu tujuan, menurut metamatik kita akan sampai pada tujuan kita pada pukul satu, maka janganlah lupa mengatakan kata yang penting iaitu “Insya Allah” kita akan sampai pada pukul satui jangan dipastikan.
Sebabnya dengan tidak disangka-sangka atau hujan lebab/tanah runtuh, lalaian memandu sehingga terlangar orang dan terpaksa berurusan dengan Polis terlebih dahulu atau sekurang-kurangnya tayar pancit terkena paku. Semua itu adalah kemalangan yang tidak dapat dielakkan dan tidak masuk perkiraan kita pada permulaan perjalanan.
Contoh yang kecil ini kita kiaskan kepada yang lebih besar, kita percaya kepada Takdir iaitu di dalam perjalanan hidup kita akan bertemu dengan malapataka yang tidak kita sangka-sangka. Ia datang di tempat yang kita tidak sangka.
Oleh itu maka di dalam segala kegiatan hidup kita tidak dibolehkan melepaskan ingatan kita kepada Ar Rahman sehingga apapun malapetaka melanda namun jiwa kita bersedia menghadapinya, maka kembalilah kepada Al Quran dan penyaksian Ar Rahman. Di sini letaknya kekuatan itu, sehingga jiwa sekali kali tidak merasa sepi. Dan kita tidak dibiarkan terkapai-kapai sendirian.

Renungkan sedalam-dalamnya sehingga mata hati mu terbuka luas untuk menerima kehebatan dan keajaiban mukjizat rasullah iaitu Al-Quran nul Karim

IMAN DAN JIWA AL-QURAN

IMAN DAN JIWA AL QURAN

Sebelum memulakan sesuatu pekerjaan hendaklah membaca dari mana-mana ayat Al Quran, ayat yang dibaca itulah yang menjadi saksi di Padang Mashar kelak, supaya lidah terus bercakap di Padang Mashar di kala orang lain dikunci lidah dari bercakap. Berikut adalah nash Al Quran yang menjadi saksi atas amalan-amalan yang dikerjakan.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Jika demikian, adakah sama mereka itu dengan orang-orang yang keadaannya sentiasa berdasarkan bukti yang terdapat dari Tuhannya, dan diikuti oleh Kitab Suci Al Quran memberi kenyataan -sebagai saksi dari pihak Tuhan- meneguhkan bukti yang tersebut dan sebelum itu, kenyataan yang serupa diberi oleh Kitab Nabi Musa yang menjadi ikutan dan rahmat. Orang-orang yang berkeadaan demikian, mengakui menerima Al Quran dan sesiapa ingkar akan Al Quran itu dari kumpulan-kumpulan kaum kafir, maka nerakalah dijanjikan menjadi tempatnya. Oleh itu janganlah engkau menaruh perasaan ragu-ragu terhadap Al Quran, kerana sesungguhnya Al Quran itu adalah perkara yang benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakkan manusia tidak percaya kepadanya. Qs:11:17

“Jika demikian, adakah sama mereka itu dengan orang-orang yang keadaannya sentiasa berdasarkan bukti yang terdapat dari Tuhannya”
Inilah sifat-sifat dari orang beriman, jiwanya yang murni yang tidak dipengaruhi hawanafsu dan tidak pula berpegang teguh kepada kebiasaan tradisi nenek moyang. Mereka telah berada dalam suasana keterangan dan bukti dari Allah, mereka telah percaya dari hatinya yang suci dan akalnya yang sihat dia telah mengaku, bahawa memang tidak ada yang patut dianggap Tuhan yang sebenarnya selain Allah. Mereka ini digolongkan oleh Allah tidak sama dengan orang lain.

“Dan diikuti oleh Kitab Suci Al Quran memberi kenyataan sebagai saksi dari pihak Tuhan”
Bahawa fitrah atau pendapat yang murni itu telah mengakui dengan tulus, bahawa Tuhan itu pasti hanya SATU tidak berbilang kemudian pendapat akal murni itu dikuatkan lagi oleh satu (1) kesaksian. Kesaksian itu ialah wahyu Allah yang telah diturunkan kepada hambanya yang telah tersusun rapi di dalam Kitab Suci Al Quran. Wahyu yang diwahyukan.

“Meneguhkan bukti yang tersebut dan sebelum itu, kenyataan yang serupa diberi oleh Kitab Nabi Musa yang menjadi ikutan dan rahmat”.
Sebelum datang saksi yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. itu telah datang pula Saksi Nabi Musa, iaitu Kitab Taurat, intisari yang tersimpul di dalam Kitab Nabi Musa itu pun, sama dengan intisari Kitab yang dibawa Nabi Muhammad. Kitab itu adalah Iman dan Rahmat. Kedatangan Al Quran meneguhkan Kitab Taurat, Iman untuk diikuti kandungannya dan Rahmat kerana ia membawa manusia daripada gelap gelita kepada Nur yang terang benderang bagi jiwa. Apakah orang-orang yang berada di atas keterangan itu, di atas kebenaran itu, Dikuatkan saksi, dikuatkan pula oleh Kitab Musa.

“Orang-orang yang berkeadaan demikian, mengakui menerima Al Quran.”
Iaitu orang yang memupuk jiwa murni atau suara hati kecilnya, bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah, mereka sentiasa diiringi dengan Ayat-ayat dari Tuhannya serta diiringi oleh kesaksian dan bukti juga peneguh dari Kitab Nabi yang terdahulu. Itulah mukmin yang sejati. Itulah orang-orang yang mengakui menerima Al Quran dari Allah.

“Dan sesiapa ingkar akan Al Quran itu dari kumpulan-kumpulan kaum kafir”
Kerana mempertahankan golongan/kumpulan/puak, mempertahankan pusaka yang diterima dari menek moyang mereka sehingga tidak lagi menghormati suara dari fitrah sendiri. Digolongkan Tuhan sebagai kumpulan Kafir, ingkar akan Ayat-ayat Allah.

“Maka nerakalah dijanjikan menjadi tempatnya”.
Syaitan-syaitanlah yang mrembawa mereka keluar dari garis kebenaran yang telah digariskan sejak Nabi-nabi yang terdahulu itu. Kalau perdaya syaitan-syaitan itu dapat mereka tangkis, nescaya akan tetaplah hati mereka memeluk agama yang hanya mengakui satu Tuhan. Kesudahannya dilemparkan ke tempat yang sempit di Neraka.

“Oleh itu janganlah engkau menaruh perasaan ragu-ragu terhadap Al Quran, kerana sesungguhnya Al Quran itu adalah perkara yang benar dari Tuhanmu”.
Memang benarlah bahawa Al Quran itu datang sebagai wahyu dari Tuhan, dan sesuai ia dengan akal budi manusia yang murni. Hal ini tidak usah diragukan lagi. Dia dapat di pertanggungjawabkan selama akal manusia belum dipengaruhi oleh syaitan dan hawanafsu.

“Tetapi kebanyakan manusia tidak percaya kepadanya”.
Meskipun kebenaran Al Quran itu tidak diragukan lagi selama manusia memakai akalnya yang sihat, namun banyak juga manusia yang tidak mahu percaya, sebab mereka tidak mahu berfikir apapun kerana menanam iman yang teguh dalam hati bukanlah perkara yang mudah. Banyak sekali rintangan yang harus di tempuh. Jadilah mereka seperti binatang ternak.

Bersambung.....

Wednesday, September 2, 2009

HIKAYAT NABI SAW WAFAT

Inilah Hikayat Peri Hal Nabi saw Wafat

Bismillahhirrohmanirrahim. Wabihi nastainu billahi ta’ala.

Inilah hikayat peri menyatakan baginda Rasulullah sallallah alaihi wassallam akan pulang kerahmat Allah ta’ala. Waktu baginda Rasulullah sallallah alaihi wassallam pergi sembahyang subuh di masjid, setelah sudah ia sembahyang maka ia pulang dari masjid itu.
Maka Allah subhanahu wa ta’ala pun menyuruhkan Jibril alaihis salam maka firman Allah ta’ala “Hai Jibril pergilah engkau turun ke dunia, bawa oleh mu Malikulmaut serta kerana aku hendak suruh mengambil nyawa kekasihku Rasulullah sallallah alaihi wassallam “. Setelah didengar oleh Jibril firman Allah ta’ala demikian itu, maka Jibril pun turunlah ke dunia membawa Malikulmaut bersama-sama, maka Jibril pun sampailah kerumah Rasulullah.
Setelah itu, Rasulullah pun bangunlah daripada tempat tidurnya lalu keluar kerana melihat Jibril itu datang. Maka Jibrilpun memberi salam kepada baginda Rasulullah sallallah alaihi wassallam demikian bunyinya “Assalamualaikum ya Rasulullah sallallah alaihi wassallam”. maka Rasulullah pun menjawab salam Jibril itu “Waalaikummussalam”, maka ujar Rasulullah kepada Jibril, siapakah yang serta tuan hamba turun ke dunia. Maka sahut Jibril “ Ya Rasulullah hamba turun ke dunia sertaku inilah yang bernama Malikulmaut”. Maka sabda Rasulullah kepada Malikulmaut “ Hai Malikulmaut, engkau turun kedunia ini hendak mengambil nyawa hambaku atau hendak melihat rupa hambakah?”. Maka kata Jibril “Ya Rasulullah hamba ini hendak menyampaikan firman Allah ta’ala, tuan hamba bahawa Allah menitahkan Malikulmaut turun ke dunia ini hendak mengambil nyawa tuan hamba, kerana beberapa nabi-nabi dijadikan Allah ta’ala daripada zaman Nabi Adam tiadalah sebagainya dengan tuan hamba yang dikasihkan Allah ta’ala”. Maka Malikulmaut itu katanya, “Ya Rasulullah baca olehmu ayatnya ini”. Maka ujar Rasulullah, “ayat apa yang tuan hamba suruh baca”. Maka kata Malikulmaut, “Inilah tuan hamba baca demikian bunyinya ayat itu: ‘Innaka maiyita alaikum yaumalqiamata yakhtasimun’.
Maka Rasulullah pun mahulah akan dirinya. Maka Rasulullah pun menangislah. Maka ujar Jibril “Hai kekasih Allah Subhanahu wa ta’ala, mengapakah tuan hamba menangis itu”. Maka sabda Rasulullah “Hai Jibril, hamba menangis bukannya kerana hamba kasihkan dunia dan bukannya takut akan Iqobullah dan bukannya hamba takut bercerai dengan Abu Bakar dan bukannya takut bercerai dengan Fatimah dan bukan hamba takut bercerai dengan Aisyah dan bukan hamba takut bercerai dengan Khadijah dan bukannya hamba takut bercerai dengan Ummi Salamah dan bukannya hamba menangiskan kerana Hassan dan Hussin, adapun yang hamba tangiskan itu sebab kerana hamba bercintakan umat hamba, sepeninggalan hamba pulang ke rahmatullahitaala, jikalau tiada membawakan imam dan agama Islam.
Setelah itu maka Mikael pun datanglah lalu memberi salam kepada Rasulullah demikian bunyinya “Assalamualaikum” maka disahut oleh Rasulullah “Waalaikummussalam Mikael”. Maka kata Mikael “Ya Rasulullah baca oleh mu ayat itu” maka sabda Rasulullah “Ayat apakah itu yang tuan hamba suruh hamba baca”, maka kata Mikael “Inilah ayat yang tuan hamba bacakan“ demikian bunyinya “innalillahiwainnailaihirojiun”. Maka Rasulullah pun membaca ayat itu. Setelah sudah dibaca oleh Rasulullah ayat itu, maka Jibrail alaihis salam dan Malikulmaut pun kembali ke hadrat Allah ta’ala.
Maka Rasulullah pun masuk ke dalam rumahnya, maka sabda Rasulullah kepada Siti Aisyah “Selimutkan aku kerana pada ini hari inilah engkau tiada mendengar suaraku lagi dan bercerailah engkau dengan aku”. Setelah didengar oleh Siti Aisyah Fatimah maka ia pun menangislah mencabut-cabut rambutnya dan menampar-nampar dadanya terlalu amat sedih hatinya demikian bunyinya “Wah junjunganku tempat kami mengadukan hal ehwal kami dan siapa mengajar kami ada khilaf dan bebal kami siapakah yang mengingatkan kami’. Maka sabda Rasulullah kepada Siti Aisyah dan Fatimah “Hai anakku Fatimah janganlah diberi menangis dan masygul kerana barangsiapa menampar-nampar dada dan mencabut-cabut itulah yang haram” di perkatakan oleh Allah ta’ala hanya percintaan jua di dalam hati dan mengalirkan air mata sebab kasih , hatta maka sabda Rasulullah kepada Siti Fatimah “Hai anakku marilah kemari kepala mu, kucium”. Maka Siti Fatimah pun menyerahkan kepalanya kepada Rasulullah dan Rasulullah pun mencium kepala Siti Fatimah itu. Maka sabda Rasulullah “Hai Fatimah janganlah diberi masygul dan menangis” maka sembah Fatimah “Ya ayahku, tidak tertahan hamba sebab bercerai dengan ayahku itu perbantulah hamba ini dan yatimlah sepeninggalan ayahku. Maka sabda Rasulullah kepada Fatimah “ Hai anakku jangnlah diberi menangis, sebentar lagi penyakitku baik maka kita berkata dahulu kerana aku ini hampir mengadap pulang ke rahmatullahita’ala”. Maka sembah Fatimah “Ya ayahandaku, adakah hamba akan bertemu lagi dengan ayahku”. Maka sabda Rasulullah kepada Siti Fatimah “Hari kiamat jumaat kita bertemu”. Maka sabda Rasulullah “Hai anakku Fatimah, di tempat titi Siratulmustaqim kita akan bertemu, tatkala itu Jibrail di kananku dan Mikael di kiriku”. Maka sembah Siti Fatimah “ya ayahku, tiada disana di mana pula?”. Maka sabda Rasulullah “ Hai anakku, jikalau tiada di sana pada Sungai Kalkausar kita akan bertemu tatkala itu aku menurutkan umatku di sanalah kita bertemu. Maka sembah Siti Fatimah, “Ya ayahku jikalau tiada di sana, di mana pula?”. Maka sabda Rasulullah, “Jikalau tiada di sana, aku ada di hadrat Allah ta'ala aku memohonkan umatku yang terhantar di Padang Mahsyar, di sana kita bertemu”. Maka sembah Fatimah, “Ya ayahku jikalau tiada di sana, di mana pula?”. Maka sabda Rasulullah, “Ya anakku Fatimah, jikalau tiada di sana, di dalam syurga kita akan bertemu”.
Setelah sudah, maka Rasulullah pun menyuruh memanggil Bilal Malik, sekarang kita bercerai hari ini hingga hari kiamat Jumaat kita bertemu. Maka Bilal pun meratap dan nangis demikian bunyinya ratap itu “Ya junjunganku, di mana tempat kami hal-ehwal kami”. Maka Abu Bakar dan Omar dan Uthman dan Ali pun berseru-seru demikian bunyinya “Ya junjungnku, di mana tempat kami mengadukan hal-ehwal kami sekelian”. Setelah di dengar oleh Rasulullah seru-seru meratap yang demikian itu, maka ia pun bangunlah pula seraya berkata kepada Ali “Hai Ali marilah kita pergi ke masjid dan pegangkanlah olehmu aku ini perlahan-lahan, maka Rasulullah sallallah alaihi wassallam pun memanggillah akan bahawa baginda dan kedua anak Abbas. Rasulullah pun berjalanlah perlahan ke masjid. Maka sekaliannya habislah mengikut pergi di belakang Rasulullah sekalian.
Setelah itu, maka Rasulullah pula sampai ke masjid, maka Abu Bakar memberi salam kepada sidang jemaah itu, maka Rasulullah pun datanglah mendapatkan sidang jemaah sekalian. Maka sidang jemaah pun menangislah, maka disuruh Rassulullah segala sidang jemaah itu mengambil air sembahyang. Setelah sudah, maka Rasulullah pun naik ke masjid, maka bersabda Rasulullah kepada sidang jemaah “Hai sidang jemaah” maka mereka itu menyahutlah demikian bunyinya “Ya Rasulullah kekasih Allah”. Maka Abu Bakar juga yang tiada berubah daripada tempatnya masjid itu kerana ia sangat masygul dan menangis juga setelah berkata-kata.
Maka waktu pun datanglah Bilal pun ‘bang’ lah, maka Rasulullah pun sembahyang sunat dan kedua Abu Bakar dari kanan dan Omar dari kiri dan Uthman dan Ali dan Hassan dan Hussin di belakang Rasulullah. Setelah sudah sembahyang sunat itu, maka bilal berdiri membaca selawat yang akhir. Maka Rasulullah pun naik mimbar membaca dengan nyaring suaranya dan manis terlalu sedap. Maka segala sidang jemaah pun menangis dan setengah daripada mereka itu kasihan dan belas mendengar suara Rasulullah itu membaca khutbah. Maka segala sidang jemaah terlalu hairanlah tercengang. Setelah sudah Rasulullah membaca khutbah itu, maka bilal pun qamat, setelah sudah qamat, maka Rasulullah bangkit sembahyang dengan segala sidang jemaah itu, maka Rasulullah pun membaca fatihah dengan suara yang merdu. Setelah sudah sembahyang jemaah itu, maka Rasulullah bersabda kepada segala sidang jemaah sekelian katanya “Hai segala sidang jemaah, maka katakanlah pada hamba jikalau ada cela hamba kepada tuan kerana hamba ini hampirkan pulang kerahmatullah dan jika ada hamba mengambil harta tuan sekelian, maka tuan hamba katakanlah kepada hamba supaya hamba bayari kepada tuan hamba dan jikalau ada hamba memukul tuan hamba katakanlah, maka palulah hamba kembali kerana jangan kita berkira-kira pada hari kiamat di hadapan Qadi rab’bil Jalil kerana hamba hendak membayar hutang sekaranglah hamba kira-kira”, maka seorang daripada mereka itu tiadalah menjawab sabda Rasulullah itu melainkan menundukkan kepalanya dengan masygulnya dan nagis. Maka sabda Rasulullah kepada sidang jemaah itu “ kerana Allah apalah kiranya tuan-tuan hendaklah berkata-kata dengan sebenarnya, janganlah tuan malu kepada hamba ini, malu pada hari kiamat jemaah kelak di hadapan Rabbul Jalil”. Maka setelah sudah Rasulullah bersabda yang demikian itu, maka adalah seorang daripada pihak penjuru masjid yang bernama Akasyah, maka adalah yang mempersembahkan kepada Rasulullah demikian bunyinya “Ya Rasulullah, tatkala sekali peristiwa junjunganku pergi berperang sambil Allah, maka Rasulullah naik ke atas kuda maka terpalulah hamba dengan cemeti kuda tuanku”. Setelah di dengar oleh Rasulullah kata Akasyah demikian itu, maka Rasulullah menitahkan kepada Bilal kata “Hai Bilal, pergilah ke rumah Fatimah itu, ambilkan cemeti kudaku kerana aku hendak membayar hutangku kepada Akasyah kerana pada hari ini kiamat malulah aku di pukul Akasyah hadapan Qadi Rab’bil Jalil. Maka terdengarlah baginda Abu Bakar al-Siddiq kata Akasyah demikian itu, maka kata Abu Bakar, “Hai Akasyah janganlah engkau palu Rasulullah kerana lagi sakit palu olehmu akan aku ini akan Nalish”. Maka sabda Rasulullah kepada Abu Bakar “Hai Abu Bakar, jangan tuan berkata itu kerana hamba hendak membayar hutang yang aku palu Akasyah, pergilah Bilal ambilkan cemeti”.
Setelah itu Bilal berjalan pula telah sampailah ke rumah Fatimah, maka didapatinya Fatimah tengah duduk menagis sebab mendengarkan Rasulullah hendak pulang kerahmatullahita’ala itu. Maka kata Bilal “Hai Fatimah, ambilkan cemeti kuda Rasulullah itu kerana Rasulullah hendak membayar hutangnya”. Maka tiadalah diberikan Fatimah cemeti itu, maka kata Fatimah “Hai memanda, palu hamba, jangan memalu ayahanda kerana ayahanda baharu sakit’, maka kata Bilal “Hai Fatimah, jangan berkata yang demikian itu, kerana Rasulullah hendak membayar hutangnya kepada Akasyah supaya jangan Rasulullah berkira-kira di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala pada hari kiamat jemaah masuk”. Setelah didengar oleh Siti Fatimah perkataan Bilal demikian itu, maka Fatimah pun segera mengambil cemeti kuda Rasulullah itu dan diberikannya kepada tangan Bilal, maka Bilal pun berjalanlah dengan masygulnya, tiada berapa lamanya Bilal pun sampailah ke masjid, maka cemeti itu pun diberikannya kepada tangan Rasulullah. Maka Rasulullah mengambil cemeti kuda itu lalu berikannya kepada Akasyah, maka kata Abu Bakar al-siddiq, “Jangnlah di palu Rasulullah itu kerana Rasulullah itu baharu sakit, palulah hamba kemari”, maka kata Akasyah, “Hai Abu Bakar al-Siddiq, engkau tiada memalukan melainkan yang memalu hamba jua yang hamba palu”. Maka berkata baginda Ali, “Jangnlah diberi memalu Rasulullah kerana Rasulullah baharu sakit, palulah hamba ini akan balasnya”. Maka sabda Rasulullah kepada baginda Ali “Hai Ali janganlah tuan hamba berkata demikian itu kerana yang akan dia hamba melainkan hamba jualah akan balasnya”, maka sabda Rasulullah kepada Akasyah “Hai Akasyah palulah hamba supaya lepas daripada hutang” maka sembah Akasyah “ Ya Rasulullah tatkala hamba terpalu oleh tuan hamba tiada berbaju”. Setelah Akasyah berkata itu, maka Rasulullah pun membuka bajunya, setelah itu maka Siti Fatimah pun menangis lalu segeralah datang berdiri di pintu masjid, maka berkata Fatimah “Hai segala sidang jemaah janganlah ayahanda dipalu, palulah hamba kerana ayahanda lagi uzur dengan sakitnya”, maka apabila didengar oleh sidang jemaah pun menangis bersela-sela maka kata Akasyah kepada Fatimah “Ya Fatimah, berdosa hamba memalu orang yang tiada memalu hamba jua yang hamba palu”. Maka didengar oleh segala sidang jemaah itu pun terlau hairan tercengang-cengang tiadalah berkata-kata. Maka sabda Rasulullah kepada Akasyah, “Palulah hamba kemari akan balasannya supaya hamba terlepas daripada hutang hamba, kerana hamba malu pada hari kiamat jemaah berkira-kira di hadapan Qadi Rab’bil Jalil”, maka Rasulullah pun membuka bajunya. Setelah dilihat oleh Akasyah pusat Rasulullah itu, maka Akasyah pun berlari-lari dan mencium akan pusat Rasulullah, maka ujar Akasyah, “Ya Rasulullah ya junjunganku, telah hamba perolehlah seperti kehendak hati hambamu”. Setelah sudah Akasyah mencium pusat Rasulullah itu, maka, muka Akasyah pun bercahaya-cahayalah seperti bulan purnama empat belas hari bulan dan suaranya seperti burung di dalam syurga. Segala sidang jemaah pun hairanlah memandang muka Akasyah itu, maka sidang jemaah memberi salam kepada Akasyah itu, maka sabda Rasulullah kepada sidang jemaah “Hai segala sidang jemaah, jikalau kamu hendak melihat rupa orang di dalam syurga, lihatlah olehmu muka Akasyah itu”. Setelah itu, maka sabda Rasulullah kepada segala sidang jemaah “Hai kamu sekelian, baiklah membawa iman dan Islam dan jangnlah kamu lupakan Allah subhanahu wa ta’ala dan hendaklah kamu sentiasa sembahyang lima waktu dan kamu kasihkan anak-anak yatim supaya jangan kamu lupa pengajaranku”. Maka sabda Rasulullah kepada sekelian jemaah “Baiklah kamu sepeninggalanku Abu Bakar akan gantiku imam kamu”. Maka sidang jemaah sekelian menagis-nangislah berseru-seru dengan nangisnya, demikian bunyinya itu “Ya junjunganku, siapakah tempat kami mengadukan hal-ehwal kami itu’. Maka sidang jemaah sekelian wah batu kepala tuan panggilkan kami ini maka menangis-nagisanlah segala sidang jemaah itu. Maka sabda Rasulullah kepada Abu Bakar “Panggilkan aku baginda Ali kerana aku ini sangat uzurnya rasanya badanku”. Maka Abu Bakar pun memanggil baginda Ali pun datang ke hadapan Rasulullah, maka sabda Rasulullah “Hai Ali dan anak Abas dokonglah aku ini perlahan-lahan ke rumah Aisyah”, maka Rasulullah pun berpegang kepada bahu baginda Ali, maka Rasulullah pun berjalanlah serta anak Abas dan Abu Bakar al-Siddiq mendapatkan rumah Aisyah. Maka Rasulullah pun sangat daif setelah sudah sampai Rasulullah ke rumah Aisyah, maka Rasulullah pun baringlah kerana Rasulullah itu akan kembali ke rahmatullahitaala. Maka Siti Fatimah pun datanglah duduk di kanan Rasulullah dan Maimunah pun datanglah lalu duduk di belakang Rasulullah, maka Siti Fatimah pun duduk menangis dan Siti Aisyah dan Maimunah dan Hassan dan Hussin terlalu sangat sekeliannya menangis berseru-seru dan sekelian yang hadirpun sekeliannya itu menangis dan mencabut-cabut rambutnya dan menampar-nampar dadanya. Maka Rasulullah pun bersabda kepada Fatimah demikian katanya “Hai Fatimah, jangan diberi masygul dan mencabut rambut dan menampar-nampar dada kerana pekerjaan yang demikian itu haram tiada diperkenankan Allah subhanahu wa ta’ala hanyalah percintaan jua di dalam hati dan mengalirkan air mata jua”. Maka sembah Fatimah “Ya ayahanda, tiadalah tertahan sebab bercerai dengan ayahku”. Abu Bakar pun berseru-seru dengan baginda Ali dan segala sidang jemaah sekeliannya menangis tiada tertahan hatinya masing, hatta maka didalam hal yang demikian itu maka Malikulmaut pun datanglah dengan firman Allah ta’ala seperti orang yang muda berdiri ia di luar pintu, maka berseru-serulah ia di rumah Siti Aisyah. Maka Malikulmaut pun berseru demikian bunyinya “Ya khatimulanbia, dapatkah hamba masuk ke rumah tuan hamba kerana hamba ini hendak melihat Rasulullah itu kerana Rasulullah masygul dengan sakitnya akan pulang ke rahmatullahitaala”.
Maka berseru pula malikulmaut demikian bunyinya “Hai segala laki-laki, bukalah pintu”. Maka didengar oleh Rasulullah suara Malikulmaut, maka Rasulullah pun berkata kepada Siti Fatimah “Hai anakku, adakah engkau kenal suara yang di luar pintu”. Maka sembah Fatimah “Ya ayahku tiadalah hamba kenal”. Maka Rasulullah pun bersabda “Hai anakku Fatimah, itulah orang yang menceraikan nyawa dan orang itulah yang mencucurkan air mata orang banyak, segeralah bangun engkau buka pintu itu”. Setelah di dengar oleh Fatimah, maka ia pun bangun membuka pintu. Maka Malikulmaut masuklah ke rumah Rasulullah, maka Malikulmaut memberi salam kepada Rasulullah demikian bunyinya “Assalamualaikum ya khatibinnabiyin”, maka Rasulullah pun menjawab salam Malikulmaut “Waalaikummussalam ya Malikulmaut”, maka sabda Rasulullah kepada Malikulmaut katanya “Hai Malikulmaut, apakah pekerjaan diri tuan kemari ini hendak mengambil nyawa hambaku tuan hendak melihat rupa hambakah” kata Malikulmaut “Ya Rasulullah kerana hamba turun kedunia ini dititahkan firman Allah ta’ala hendak mengambil nyawa tuan hamba, kerana Allah subhanahu wa ta’ala amat kasihkan nyawa tuan hamba kerana beberapa nabi-nabi dijadikan Allah subhanahu wa ta’ala daripada zaman nabi Adam itu tiadalah sebagainya seperti tuan hamba dikasihkan Allah ta’ala. Adapun pintu langit yang ketujuh telah terbukalah dan pintu syurga pun telah terbuka dan anak bidadari pun telah hadir menantikan tuan hamba dan segala isi tujuh petala langit pun telah turunlah ke bumi serta dengan hamba ini dapat sangat berahi akan tuan lagi menantikan Jibril alaihis salam”.
Maka Malikulmaut pun kembalilah kehadrat Allah ta’ala bertemu dengan Jibril dan Mikael, maka kata Jibril dan Mikael kepada Malikulmaut “sudahkah diri mengambil nyawa Rasulullah’. Maka kata Malikulmaut kepada Jibril “belum lagi hamba mengambil nyawa Rasulullah kerana menantikan tuan hamba datang”. Telah didengar oleh Jibril demikian itu, maka Jibril pun turun ke dunia Siratul Malikulmaut itu dengan segala malaikat yang tujuh lapis mengiringkan Malikulmaut dan Jibril telah sampai ke rumah Rasulullah, maka Jibril pun memberi salam kepada Rasulullah demikian bunyinya “Assalamualaikum ya Rasulullah”, maka Rasulullah menyahut salam Jibril “Waalaikummussalam ya Jibril”. Maka sabda Rasulullah kepada Jibril katanya “Hai tuanku, mengapa kekasihku lambat datang kemari kerana tiada pernah berkhabar ia dengan tuanku sekarang ini, janganlah bercerai lagi tuan hamba”. Maka Fatimah pun menangislah, maka sabda Rasulullah kepada Fatimah, “Hai Fatimah anakku, sepeninggalanku baik-baik anakku memeliharakan suamimu dan barang, katanya suamimu itu janganlah anakku sangkalkan”. Maka sabda Rasulullah “Hai anakku Fatimah, berikan kepala mu itu aku cium”. Maka Fatimah pun menundukkan kepalanya kepada Rasulullah serta dengan tangisnya. Maka Rasulullah pun mencium kepala Siti Fatimah. Setelah sudah mencium kepalanya Fatimah, maka Rasulullah pun memandang ke kiri bermohon kepada Umi Salamah dan memandang ke hadapan bermohon kepada anakanda Fatimah dan Abu Kasim serta Hassan dan Hussin, maka Rasulullah memandang ke belakang, bermohon kepada sahabatnya itu dan kepada segala sidang jemaah sekaliannya. Setelah sudah Rasulullah bermohon itu, maka Malikulmaut pun mengambil nyawanya Rasulullah, maka Rasulullah pun pulanglah ke rahmat Allah ta’ala. Setelah dilihat oleh Siti Fatimah maka iapun menangislah, Aisyah dan Abu Kasim dan Hassan dan Hussin menangislah. Maka Abu Bakar dan Omar dan Uthman dan Ali pun merataplah dengan segala sidang jemaah dan segala sahabat dan kaum keluarganya, semuanya menagislah demikian katanya dan masing-masing perkataan Allah ta’ala mengambil nyawanya Rasulullah itu “Hai umat sekelian, umat Rasulullah hendaklah kita percaya akan Allah ta’ala, sedangkan Rasulullah lagikan disuruhkan Allah ta’ala mengambil nyawanya, ini pula kita dan hendaklah sekelian memberat ibadat kepada Allah ta’ala di dalam dunia ini dan menjauhi segala maksiat kerana kita ini akan mati sekelian dan janganlah meninggalkan sembahyang lima waktu”.
wallahualam bisawab.

Khatamattiba’; Alhamdulillahirabbil alamin, wassolawatuwassalamu ala saidina Muhammad, waala alihi waashabihi ajmain.Ammaba’ Qodintabi’u hadhal kitabi matba’ah. tamat.

HIKAYAT NABI SAW BERCUKUR

Inilah Hikayat Peri Hal Nabi saw Bercukur
Bismillahirrahmanirrahim. Wabihi nasta’inubillahi ta’ala inilah peri hikayat nabi Allah bercukur bermula barangsiapa membaca dia atau mendengarkan dia daripada permulaan datang kepada kesudahannya nescaya diampun oleh Allah subhanahuwataala segala dosa hatta pada segala waktu. Maka datanglah seorang daripada kaum sahabat nabi Allah. Maka dia pun bertanya kepada Abu Bakar Sadiq Radiallahu anhu bertanya apalah kiranya peri kemuliaan mukjizat nabi Allah bercukur itu. Di hadapan siapa nabi Allah bercukur itu dan kopiah daripada mana akan dipakai nabi Allah bercukur itu dan berapa tahun lamanya sudah nabi Allah bercukur. Maka ujar Abu Bakar al-Siddiq radiallahuanhu demikian bunyinya, “Hai mukmin yang percaya akan Allah, jika tuan hamba hendak mendengar peri kemuliaan mukjizat nabi Allah bercukur itu baiklah, hamba ceterakan kepada tuan hamba”.

Adapun tatkala nabi Allah bercukur itu waktu Rasulullah kembali daripada perang dengan Raja Lahud pada sembilan hari bulan Ramadhan hari isnin tatkala membaca Quran pada ketika itu ia turun dibawa oleh Jibril kepada nabi demikian muhalliqunarausikumuilaihi telah itu dibaca Rasulullah maka nabi berfikir lalu mendengar bunyinya ayat itu yang dibawa oleh Jibril maka ujarnya “Ya nabi Allah, bahawa Allah subhanahu wa ta’ala menilik pada Quran al-Majid menyuruhkan tuan hamba ini bercukur”. Setelah dengar oleh nabi Allah kata Jibril yang demikian itu. Maka sabda Rasulullah kepada Jibril, “yang tuanku Jibril mahulah hamba bercukur jika demikian dengan firman Allah ta’ala”. Maka sabda Rasulullah sallallah alaihi wassallam “Ya tuanku Jibril jika hamba bercukur itu dihadapan siapalah hamba bercukur itu dan siapalah yang mencukur hamba ini dan kopiah dari mana yang hamba pakai itu maka sudah bercukur”.

Setelah didengar oleh Jibril yang demikian itu. Maka Jibril munajatlah kepada hadrat Allah subhanahu wa ta’ala demikian bunyinya “Ya Rabbi ya Sayidi ya Tuhanku engkau jualah yang amat mengetahui bahawa ia kekasihmu Muhammad itu setelah redhalah ia bercukur dengan firmanmu akan tetapi sembah kekasihmu kehadratmu, di hadapan siapa kekasihmu bercukur itu dan siapa yang mencukur kekasihmu itu dan kopiah dari mana akan dipakai kekasihmu itu ya tuhanku”. Maka firman Allah ta’ala kepada Jibril “adapun kekasihku itu bercukur di hadapan cahaya dirinya jua kerana ia cahaya nabi-nabi dan yang mencukur kekasihku itu engkau Jibril dengan firmanku dan kopiah yang akan dipakai kekasihku jika sudah bercukur ambil olehmu daun kayu Tuba yang amat hijau warnanya di dalam syurga, perbuat olehmu akan kopiah kekasihku daripada nugerahku”. Setelah didengar oleh Jibril firman Allah ta’ala demikian itu, maka Jibri pun menyerulah malaikat Ridhuan seraya katanya bukakan olehmu pintu syurga ini. Maka sahut oleh Ridhuan, siapa yang di luar pintu syurga ini, maka sahut Jibril, kerana aku disuruh Allah subhanahu wa taala akan mengambil daun Tuba akan kopiah baginda Rasulullah sallallah alaihi wassallam serta memanggil anak-anakkan bidadari akan rambut nabi Allah kerana ia akan bercukur. Maka malaikat Ridhuan pun segeralah ia membuka pintu syurga, maka Jibril pun masuklah ke dalam syurga itu. Maka diambilnya daun kayu Tuba itu diperbuatkan oleh Jibril akan kopiah nabi Allah.
Telah sudah maka dibawa kopiah itu kepada Rasulullah sallallah alaihi wassallam. bermula cahaya kopiah itu terlalu gilang-gemilang, kilau-kilauan dan terlebih pula daripada cahaya matahari dan bulan purnama empat belas hari. Maka nabi Allah pun bersabda kepada Jibril “siapakah yang mencukur hamba dan di hadapan siapa hamba bercukur itu dan kopiah dari mana yang akan hamba pakai bercukur itu” setelah didengar oleh Jibril sabda Rasulullah yang demikian itu, maka kata Jibril “Ya nabi Allah hambalah yang mencukur tuan hamba dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dan lagi dihadapan cahaya tuan hamba itu cahaya segala nabi-nabi”. Setelah sudah demikian itu, maka nabi Allah pun menyerahkan kepalanya yang mulia itu menyuruh menyukurkan Jibril. Maka dicukurkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah sallallah alaihi wassallam pada sembilan belas hari bulan Ramadhan pada hari isnin, maka keempat sahabat nabi hadirlah mengadap kepada Rasulullah waktu bercukur itu. Maka firman Allah ta’ala menitahkan segala anak bidadari “Hai anak-anakan bidadari keluarlah engkau sekalian dari dalam syurga, pergilah engkau segera turun ke dunia mengambil rambut kekasihku yang dicukur oleh Jibril dan sehelai rambutnya pun janganlah gugur ke bumi. Ambillah olehmu sehelai seorang akan mukjizat, ikatkanlah pada lengan kamu yang kanan supaya kuampuni sekelian dosa kamu”. Bersabda Rasulullah kepada Jibril “Ya Jibril, hikmat apakah dia ini maka rambut hamba sehelai jua pun tiada gugur ke bumi. Maka ujar Jibril “Ya nabi Allah kerana segala anak-anak bidadari titahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala turun ke dunia mengambil rambut tuan hamba ini sehelai seorang jua pun tiadalah sampai peri kebaikan anak bidadari itu adapun banyak rambut tuan hamba itu, sakti dua laksa enam ribu enam ratus enam puluh enam helai demikianlah banyaknya anak-anakkan bidadari”. Setelah didengar oleh nabi Allah kata Jibril demikian itu, maka nabi Allah diamlah. Maka turunlah firman Allah subnahu wa ta’ala kepada nabi Allah “Hai kekasihku, barangsiapa menaruh peri ‘Hikayat Kekasihku Bercukur’ itu, maka kulepaskan dia daripada segala bahaya dunia dan akhirat dan sakratulmaut akan mengambil nyawa dan sopannya jua dan lagi pula terpelihara daripada soal Mungkar dan Nakir. Maka sabda Rasulullah “ barangsiapa tida menaruh peri ‘hikayatku bercukur’ ini, maka orang itulah bukan umatku dan bukan ia daripada umatku dan aku pun bukan nabinya, dan barangsiapa menaruh periku bercukur ini, itulah umatku dan kekasihku dan lagi barangsiapa umatku minta taruhkan baik-baik , jangan diberikan seuratku bercukur ini pada orang yang jahil dan orang yang hina pun dan bahawa kamu war-warkan pada orang mukmin dan lagi hendaklah kiranya kamu berikan kepada suatu rumah mana suatu dusun kepada suatu dusun dan kepada suatu kampung kepada suatu kampung supaya diampuni Allah ta’ala segala dosanya dan barangsiapa menaruh periku bercukur ini, maka Allah ta’ala menurunkan rahmat-Nya dibalas rumah kamu berpuluh amal dan beberapa rezeki. Maka kamu pelihara baik-baik di dalam rumah kamu tiada kurang rezeki dinugerahi Allah ta’ala dan dipeliharakan Allah ta’ala daripada bahaya dan bencana orang dengki pun tiada sampai dan pencuri tiada dapat masuk rumah kamu dan jikalau kamu tidur sekalipun terkejut daripada tidurnya dan pada orang yang pekerjaan, selamat dan jika seterus sekalian habis binasa dan barang ke mana pergi beroleh selamat diberi Allah Azzawajalla dan jikalau berperang beroleh kemenangan dan segala senjata serunya tiada dapat mengenai dia daripada berkat periku bercukur ini dan jikalau ia diwaris sekalipun hendaklah ia hadir pada rumahnya barangsiapa berdayakan padanya, nescaya ia bertambah rahmat Allah turun pada rumahnya berkat periku bercukur rahmat Allah ta’ala selaksa sekali turun pada rumahnya pada sehari-hari jua adanya”.
‘Wasallallahu ala hoiru holqahu muhammadun wa’alihi ajmain..amin’tamat.

HIKAYAT MUKJIZAT NABI SAW

Bismillahirrahmanirahim. Wabihi nastainu billahita’ala. Inilah hikayat bulan belah mukjizat baginda Rasulullahi sallallah alaihi wassalam demikian ceteranya.

Al-kisah, maka diceritakan orang yang empunya cetera ini pada zaman dahulu kala. Sekali peristiwa pada suatu hari baginda Rasulullahi sallallah alaihi wassallam duduk berhimpun dengan segala kaum keluarganya dan sahabatnya serta mengajar membawa imam dan agama Islam. Diajarkannya mengucapkan dua kalimah syahadah demikian bunyinya “Asyaduallailahaillallah waasyhaduanna muhammadarrasulullah”. Maka segala sahabatnya sekelian pun mengucap kalimah syahadah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah sallallah alaihi wassallam.
Telah sudah, maka mereka itu bermohonlah pulang ke rumahnya iaitu Abu Bakar al-Siddiq Radiallahuanhu, kedua Zubir dan ketiga Abbas dan keemapat Abu Talib dan kelima Ali Radiallahuanhum. Setelah sudah mereka itu kembali ke rumahnya. Maka Abbas dan Zubir berjalan lalu bertemu dengan Abu Jahal. Maka Abu Jahal pun bertanya kepada Zubir dan Abbas adapun hamba ini datang daripada rumah Muhammad Aminullah. Bahawa ia menyatakan dirinya Nabi Akhirruzzaman. Dan hamba sekelian ini dihimpunkan dengan segala kaum keluarganya dan disuruhkannya membawa iman dan membawa agama Islam dan diajarnya megucap dua kalimah syahadah oleh Muhammad Amirullah. Dan ia mengatakan dirinya itu Nabi Akhiruzzaman dan mahkota segala nabi dan penghulu segala nabi dan itulah khabar daripada kampung Harlat.
Setelah sudah Abu Jahal mendengar kata Zubir dan Abbas mengatakan Muhammad Amirullah itu Nabi Akhiruzzaman itu. Maka ia lah lalu segala kembali ia ke rumahnya dan bersalin pakaian yang baik-baik.
Maka lalu segeralah ia pergi mengadap kepada Raja Habib Ibn Malik itu setelah datang. Maka mempersembahkan hal itu seraya katanya “ya tuanku Syah Alam raja yang di dalam negeri, Maka ini dan raja segala Arab semua itupun ketahui oleh tuanku bahawa Muhammad itu anak Abu Talib sekelian menyatakan kendirian Nabi Akhiruzzaman dan penilik segala nabi dan mengatakan dirinya Nabi Akhiruzzaman itu apalah tandanya mukjizatnya itu tiada kelihatan kepadanya dan kepada segala orang tua-tua”. Maka hendaklah diperdayakan sekelian ini dan hendaklah ditanyakannya supaya nyata tiap-tiap kita percaya akan Muhammad anak yatim Abu Talib itu mengatakan dirinya Khatimul an-bia dan mahkota segala nabi di junjungan segala nabi-nabi dan mukadam segala nabi dan penghulu segala nabi. Maka sekarang ini apalah cara tuanku baiklah kita kerjakan barang suatu pekerjaan supaya Muhammad Aminullah itu sukar membicarakan dia. Maka hamba yang mengerjakan pekerjaan itu.
Maka sabda Raja Habib Ibn Malik kepada Abu Jahal dan segala kaum keluarganya dan segala menteri hulubalangnya “hai kamu sekelian sahabatku apalah bicara tuan hamba sekelian akan anak yatim Abu Talib itu”. Maka sahut Abu Jahal itu, “Ya tuanku Syah Alam adapun Nuh itu tandanya bahtera, Isa naik ke udara, dan nabi Ibrahim itu dibakar oleh Namrud ke dalam api tiada hangus itulah tandanya dan nabi Allah Musa tongkatnya menjadi ular naga dan cerpunya menjadi galah itu akan tandanya, dan nabi Allah Sulaiman cincinnya dan mahkotannya itu akan tandanya dan nabi Allah Daud sembahyang, segala kayu-kayu Taurat sujud sembahyang, inilah akan tandanya dan tanda nabi Allah Isa mayat orang mati dihidupkan dan tengkorak dilawannya berkata-kaya inilah tandanya dan nabi Allah Muhammad anak yatim Abu Talib manalah tandanya mengatakan dirinya Nabi Akhiruzzaman dan penghulu segala nabi-nabi dan mahkota segala nabi-nabi dan junjungan segala nabi-nabi itu apalah tandanya?”.
Maka sabda raja Habib Ibn Malik, “apalah bicara kamu sekelaian akan Muhammad Amirullah itu?”. Maka sahut Abu Jahal, “Ya tuanku Syah Alam, adapun pada bicara hamba ini, baik esok hari tuanku kita berangkat ke Padang Abthoh”. Maka barang siapa yang mengiringkan tuanku jikalau ia tiada tuanku ke Padang Abthoh hambalah yang mengerakan dia.
Maka titih Raja Habib Ibn Malik kepada segala orang yang besar-besar dan kaya-kaya di dalam negeri Mekah itu, “Adapun pada esok hari hendaklah kamu sekelian berangkat ke luar padang itu berhimpun kerana kami telah mendengar khabar Muhammad anak yatim Abu Talib itu ia mengatakan dirinya Nabi Akhiruzzaman dan Khatimulanbia dan mahkota segala nabi-nabi”. Setelah sudah Raja Habib Ibn Malik bertitah demikian itu. Maka masing-masing orang menjunjung duli lalu kembali ke rumahnya.
Setelah keesokan harinya. Maka berhimpunlah segala orang besar-besar dan orang kaya-kaya sekelian akan mengiring raja itu. Maka Raja Habib Ibn Malik pun berangkatlah keluar lalu pergi ke Padang Abthoh dengan segala rakyat bala tenteranya kecil dan besar, tua dan muda, hina dan kaya. Masing-masing mengiringkan Raja Habib Ibn Malik itu berjalan menuju ke Padang Abthoh dengan segala laki-laki dan perempuan serta dengan kudanya dan untanya penuh sesak Padang Abthoh itu.
Adapun tatkala itu adalah Saidina Abu Bakar al-Siddiq radiallahuanhu telah duduk di rumah tiba-tiba melihat Raja Habib Ibn Malik itu berjalan pergi ke Padang Abthoh itu sera diiringkan dengan sekelian bala tenteranya dan sekelian wazir dan sekelian mentera hulubalangnya dan sekelian orang yang besar-besar dan orang yang kaya-kaya dan sekelian orang yang ada di dalam negeri Mekah itu besar kecil, tua dan muda, hina-dina hingga penuh sesak di Padang Abthoh itu. Adapun rumahnya dunia hingga penuh sesak di Padang Abthoh itu adapun rumahnya Abu Bakar itu hampir jalanraya.
Maka kata-kata Abu Bakar di dalam hatinya itu, “Jikalau demikian baiklah aku pergi kepada Rasulullah memberitahu mengatakan Raja Habib Ibn Malik datang ke Padang Abthoh dengan rakyat bala tenteranya Intaf Maksu kemudian”. Maka Abu Bakar kuat berjalan pergi ke rumah Rasulullah setelah sampai ke rumah Rasullulalh. Maka dikatakanlah Raja Habib Ibn Malik yang datang ke Padang Abthoh dengan segala rakyat dan orang besar-besar dan orang kaya-kaya sekelian.
Maka sabda Nabi “Hai Abu Bakar yang demikian itu baiklah tuan pergi di sana supaya boleh mendengar khabarnya apakah pekerjaan Raja Habib Ibn Malik itu. Setelah Abu Bakar al-Siddiq mendengar sabda Rasulullah itu. Maka ia pun pergilah berjalan ke Padang Abthoh itu.
Syahdan, maka Abu Jahal pun tengah berkata dengan berdiri di tempat orang banyak itu sambil melihat ke kanan dan ke kiri antara orang banyak itu sekelian itu datanglah ia ke Padang Abthoh itu berhimpun melainkan kaum Bani Hasyim juga yang tiada mengiringkan raja itu.
Maka Abu Jahal pun menyembah kepada Raja Habib Ibn Malik seraya katanya “Ya tuanku Syah Alam adapun orang isi negeri, maka sekeliannya ada bala mengiring tuanku datang ke Padang Abthoh ini, hanyalah kaum Hasyim seorang pun tiada datang mengiringkan tuanku”. Seraya disuruhnya panggil. Maka Raja Habib Ibn Malik pun memanggil kaum Hasyim itu adapun pertama di panggil itu Abbas dan kedua Abu Talib dan ketiga baginda Ali bertiga saudara seorang bernama Ja’far adapun baginda Ali itu yang mengerusikan jalan agama nabi sallallah alaihi wassallam.
Telah sudah datang kaum Hasyim itu. Maka disuruh oleh raja duduk di atas kerusi. Maka Abbas dan Abu Talib dan baginda Ali itu berdiri di tanah. Maka kata raja itu, “Mengapa tuan hamba datang sekelian berdiri, duduklah tuan hamba di kerusi, janganlah tuan hamba sekelian berdiri kerana tuan hamba penghulu lagi, tuan hamba daripada bangsa kami ini adanya”.
Syadan apabila Abbas dan Abu Talib mendengar kata raja demikian itu. Maka Abbas dan Abu Talib dengan segala kaum Hasyim itu pun diamlah tiada berkata-berkata mendengar perkataan raja demikian itu. Maka Raja Habib Ibn Malik pun bertanyakan Muhammad Aminullah itu kepada segala kaum Hasyim itu mana Muhammad Aminullah itu. Maka tiadalah ia datang. Maka baginda Ali pun menjawab akan pertanyaan Raja Habib itu, “adapun sebab Muhammad Aminullah itu tiada datang kerana ia tiada dipanggil, inilah sebabnya tiada datang mengadap ke mari”.
Setelah didengar oleh Abu Jahal perkataan baginda Ali itu. Maka disuruhnya orang menarik Muhammad Aminullah itu. Maka apabila didengar oleh baginda Ali, Abu Jahal berkata demikian itu. Maka baginda Ali pun marahlah ia mendengar perkataannya itu di hadapan Raja Habib Ibn Malik dan di hadapan raja-raja dan orang banyak di tengah padang itu dan segala orang besar-besar dan orang kaya-kaya penuh sesak di tengah Padang Abthoh itu seperti semut keluar daripada lubang tanah. Maka baginda Ali pun marahlah kepada Abu Jahal itu seraya katanya “Mengapakah engkau berkata demikian itu sedangkan Raja Habib itu tiada menyuruh marikan Muhammad Aminullah itu barangsiapa yang menarik Muhammad Aminullah itu akulah lawannya jika ia berhutang kepada ibu bapa mu atau kepada datuk moyangmu, maka haruslah engkau nyuruh menarik Muhammad Aminullah itu adapun Muhammad Aminullah itu anak cucu Raja Abdul Mutalib dan ia lah penghulunya sekelain Arab didalam negeri Mekah ini”.
Maka apabila didengar oleh Raja Habib Ibn Malik akan perkataan baginda Ali itu. Maka ia berfikirlah bahawa perkataan baginda Ali itu atas sebenarnya telah ia. Maka berkata Raja Habib Ibn Malik, “Hai tuan-tuan sekelian janganlah di perkataan Abu jahal itu melainkan kamu dengar perkataan Ali itu. Pergilah engkau panggil Muhammad Aminullah itu segeralah engkau datang bersama-bersama dengan Muhammad Aminullah itu”.
Setelah didengar oleh hulubalang, maka ia pun segeralah berjalan pergilah memanggil Muhammad Aminullah itu lalu ia memacu kudanya lalu seperti tiada membilang musuh. Maka hulubalang itupun masuklah ke dalam rumah Khadijah. Adapun Khadijah itu tengah berjalan di hadapan. Maka dilihat oleh Khadijah ada seorang laki-laki datang, seraya berkata Khadijah demikian katanya, “Dari mana datang laki-laki ini?”. Maka Rasulullah mendengar perkataan Khadijah itu. Maka ia segeralah bangkit keluar lalu duduk di pintu.
Maka hulubalang itupun segeralah menghampir ke rumah Rasulullah dengan kudanya ia terdiri serta terpandang ia kepada Rasulullah. Maka hulubalang itupun segera turun dari atas kudanya seraya ia berlari-berlari sujud di kaki Rasulullah. Maka kata Rasulullah, “Apakah perkerjaan engkau ke mari ini?”. Maka sembah hulubalang itu,”Ya junjunganku adapun hamba ini disuruh oleh raja memanggil tuan hamba”. Maka sabda Rasulullah, “Hai hulubalang kembalilah tuan hamba sekarang, hamba datang mendapatkan Raja Habib Ibn Malik”. Maka hulubalang itupun kembalilah mendapatkan raja itu.
Setelah itu, maka Jibril pun datanglah kepada Rasulullah dengan segala malaikat tujuh puluh ribu banyaknya masing-masing dengan lakunya berdiri bersaf-saf. Maka Jibril dan Mikael pun datang ke hadapan Rasulullah sallallah alaihi wassallam. serta ia memberi salam kepada Rasulullah demikian bunyinya, “Assalamualaikum hai kekasihku”. Muhammad Aminullah pun menjawab “Waalaikummussalam, hai saudaraku Jibril apakah pekerjaan tuan hamba datang ini?”. Kata Jibril “kekasihku Muhammad Aminullah tuhan semata seru sekelian alam berkirim salam kepada hamba bahawasanya Allah subhanahu wa ta’ala memberi rahmat kepada tuan hamba adapun Raja Ibn Malik itu memanggil tuan hamba datang ke Padang Abthoh itu kerana ia kehendaknya itu hendaklah disuruh tuan hamba memanggil bulan.
Maka Rasulullah pun mengangkat kepalanya memandang kepada sekelian kaum keluarganya. Maka apabila dilihat oleh Rasulullah malaikat itu terlalu banyak. Kaum Muhammad Aminullah berkeliling kampung masing-masing dengan rupanya. Maka malaikat itupun hairanlah melihat kebesaran Allah ta’ala Azzawajalla itu.
Maka ujar Jibril “Ya nabi Allah baiklah tuan hamba mengambil air sembahyang dan sembahyang tuan hamba dua rakaat satu salam”. Maka Rasulullah pun mengambil air sembahyang maka terus sembahyang dua rakaat satu salam.
Setelah sudah sembahyang, maka Rasulullah pun turunlah pergi ke Padang Abthoh. Ia mendapatkan Raja Habib Ibn Malik diiringkan oleh Jibril, Mikael dan adalah beberapa banyak malaikat yang mengiringkan nabi sallallah alaihi wassallam. Maka apabila didengar oleh orang banyak gemuruh seperti bunyian guruh di langit dan bumi pun bergeraklah rasanya. Maka sekelain orang yang di Padang Abthoh itupun memandang sekelain kepada jalanraya itu daripada tempat Muhammad Aminullah itu setelah datang. Maka terpandang oleh mereka itu sekelian kepada Rasulullah. Maka cahaya matahari pun gelam ke barat terang cuaca menjadi gelam rupanya. Maka dilihat oleh mereka itu cahaya Rasulullah itu seperti cahaya bulan gilang-gemilang kilau-kilauan. Maka baginda Rasullullah pun datang seorang dirinya juga ada perasaan orang banyak itu seperti orang berpuluh ribu banyaknya yang mengiringkan Muhammad Aminullah itu kepada perasan hatinya.
Setelah datang Rasulullah hampir kepada Raja Habib Ibn Malik. Disuruh oleh Raja Habib Ibn Malik hadirkan kerusi akan tempat Muhammad Aminullah itu kerusi yang indah-indah kerana tempat duduk Muhammad Aminullah itu. Maka Rasulullah pun datang seorang dirinya ke hadapan Raja Habib Ibn Malik. Maka segeralah ditegur oleh Raja Habib Ibn Malik suruhnya duduk di atas kerusi. Maka nabi pun duduklah di atas kerusi.
Maka Raja Habib Ibn Malik pun berkata kepada Rasulullah “Ya Muhammad nabi Allah adapun hamba ini setelah mendengar khabar orang dahulu kala, tatkala menjadikan Allah ta’ala akan nabi-nabi itu adalah dengan dengan tandanya serta dengan mukjizatnya masing-masing, maka sekarang ini hamba dengar tuan hamba mengatakan diri tuan hamba Nabi Akhiruzzaman dan Khatimulanbia dan penghulu segala nabi dan junjungan segala nabi-nabi dan mahkota segala nabi-nabi, sekarang apakah tandanya dan mukjizatnya adapun tandanya tatkala Nabi Nuh itu menjadi nabi, maka bahteranya naik ke udara, nabi Allah Ibrahim alaihis salam menjadi nabi, maka dibakar oleh Raja Namrud itu tiada hangus, adapun nabi Allah Sulaiman menjadi nabi, mahkotanya itu tandanya dan nabi Daud alaihis salam menjadi nabi tatkala ia sembahyang, maka segala pohon kayu sekelian turut sujud sertanya, inilah tandanya dan nabi Allah Isa alaihis salam mayat orang mati dihidupkannya dan berkata-berkata dengan orang mati, inilah tandanya masing-masing dengan mukjizatnya, segala nabi yang dahulu dan nabi Allah Musa alaihis salam tongkatnya menjadi ular naga dan cerpunya menjadi galah adapun tuan hamba ini mengatakan dia tuan hamba Nabi Akhiruzzaman apalah tandanya dan mukjizat tuan kerana sekelian orang yang datang ini di tengah padang ini hendak melihat mukjizat tuan dan segala Arab mengatakan tuan hamba ini mengatakan diri Nabi Akhiruzzaman dan kesudahan segala nabi. Maka adakah tanda-tandanya supaya kami sekelian mengetahui tuan hamba ini Nabi Akhiruzzaman hendaklah tuan hamba menunjukkan mukjizat tuan hamba ini jikalau sekiranya tuan hamba tiada mengadakan mukjizat itu. Maka segala orang banyak di padang ini telah menghadirkan tahi unta dan kencingnya baiklah tuan hamba menyatakan tandanya itu dan mukjizat tuan hamba adakanlah kendati itu.
Setelah didengar oleh Rasulullah sallallah alaihi wassallam. perkataan Raja Habib Ibn Malik demikian itu. Maka sabda Rasulullah sallallah alaihi wassallam. “Hai raja tiadakah tuan hamba mendengar firman Allah taala demikian ertinya adapun Muhammad itu pesuruh Allah ta’ala sertanya segala kafir itu dimasukkan Islam bahawa sesungguhnya akulah penghulu segala nabi yang mursal seratus tiga belas rasul, aku yang jadi penghulu dan Jibril yang membawa firman Allah ta’ala”. Maka hambalah dengan kenyataan mukjizat berbagai yang indah dinugerahi Allah ta’ala Azzawajalla barang yang ku pinta kepada tuhanku sekelian dinugerahi kepada aku. Maka sekarang apalah kehendak raja kepada hamba ini katakanlah kepada hamba supaya hamba mendengar.
Maka ujir Raja Habib Ibn Malik, “Hai Muhammad Aminullah adapun yang kami pinta kepada tuan hamba seperti perkataan orang besar-besar di dalam negeri Mekah ini iaitu hendaklah tuan hamba adakan seperti maksud kami sekelian ini minta panggilkan bulan itu turun datang kepada tuan hamba dan suruhkan bulan itu berkeliling ka’bah Allah itu tujuh kali telah itu. Maka tuan hamba suruhkan bulan itu mengucap dua kalimah dua syahadah akan tuan hamba dengan nyaring suaranya supaya di dengar oleh segala khalayak yang banyak ini dan orang besar-besar dan kecil, tua dan muda. Maka tuan hamba suruhkan masuk ke dalam tangan baju tuan hamba yang kanan dan keluarkan lah ia daripada tangan baju yang kiri, setelah itu suruhlah pula itu menjadi belah dua. Sebelah ke Maghribi dan sebelah ke musyrik kemudian bulan itu balik ke langit lagi bertemu pula seperti sdia kalanya dengan tiada bercela lagi rupanya. Maka Muhammad Aminullah inilah yang hamba sekelian kehendakkan kepada tuan hamba. Maka adalah seperti maksud kami sekelian ini jikalau tuan hamba mengadakan mukjizat yang seperti demikian itu. Maka sungguhlah tuan hamba ini Nabi Akhiruzzaman dan penilik segala nabi-nabi dan penghulu segala nabi-nabi dan mahkota segala nabi-nabi dan lagi makhdum segala nabi-nabi baharulah kami sekelian percaya akan tuan hamba jikalau-jikalau adalah oleh tuan hamba akan maksud hamba sekelaian ini baharulah hamba sekelian percaya menurut sebarang kata tuan hamba setelah didengar oleh Abu Jahal kata raja itu. Maka ia pun bangkit daripada tempatnya duduk. Maka pegangnya tangan Raja Habib Ibn Malik itu. Maka junjungan kepadanya serta kanan dan hai raja kami dan mahkota kami sekelian Arab serba-salah seperti katanya tuanku yang demikian itu masakan dapat Muhammad itu memanggil bulan. Maka sukanyalah hati kami sekelian mendengarkan titah tuanku dan puaslah hati kami sekelian mendengarkan dan terbanglah mata kepala hambamu dan teranglah telinga hamba sekelian seperti suatu padang yang amat luas demikian rasa hati hambamu.
Maka baginda Rasulullah pun bersabda kepada Raja Habib Ibn Malik itu “Hai Raja Habib dan raja-raja di dalam negeri, maka adapun hamba ini tiadalah berkuasa berbuat barang suatu kehendak hamba itu, maka di dalam antara berkata-berkata itu hari pun petanglah dan matahari pun masuk dan bulan pun terbitlah.
Maka Rasulullah pun mengambil air sembahyang lalu Rasulullah pun naiklah ke atas Bukit Quwais serta diiringikan oleh Zubir dan Abas dan baginda Ali dan Abu Talib dan Raja Habib Ibn Malik itu telah sampai ke atas Bukit Quwais itu. Maka bulan pun terbitlah dengan bercahaya-bercahaya. Maka Rasulullah pun sembahyanglah dua salam di bukit itu setelah sudah sembahyang.
Maka Rasulullah pun memandanglah ke atas bertentang dengan bulan itu seraya berseru-berseru demikian bunyinya “Hai bulan datanglah engkau ke mari turun”, dengan kudrat Allah ta’ala tuhan yang Maha Kuasa menjadikan barang sekehendaknya kepada sekelian hambanya.
Maka dengan takdir Allah subhanahu wa ta’ala. Maka bulan itu pun turunlah datang kepada Rasulullah seperti kehendak Raja Habib Ibn Malik lalu bulan itu pun datang menuju ka’bah Allah setelah sudah. Maka bulan itu pun, maka ke atas Bukit Quwais itu terhenti dekat Rasulullah. Maka bulan itu pun mengucap kalimah syahadah demikian bunyinya “Asyhadual lailahaillallah Waasyhaduanna muhammadarrasulullah”.
Maka segala kerabat separuh daripada mereka itu tiadalah percayalah nubawah Nabi Muhammad itu adapun sekelian sendi anggotanya. Maka bulan itupun menjadikan dirinya kecil. Maka bulan itu masuklah ke dalam tangan baju Rasulullah yang kanan. Maka keluar pula ia kepada tangan baju kiri lalu bulan itu membelahkan dirinya sebelah lalu ke musyrik dan sebelah lalu ke Maghribi lalu naik ke atas langit bulan itupun bertemulah seperti sedia kalanya tiada bersalahan dengan selamat.
Maka Rasulullah pun turunlah dari atas Bukit Quwais itu serta dengan Zubir dan Abas dan Abu Talib dan baginda Ali dan dengan segala raja-raja dan orang besar-besar sekelian rakyat kecil dan besar, tua dan muda, sekelian berhimpunlah mesyuarat akan mukjizat Muhammad Aminullah itu.
Maka kata Raja Habib Ibn Malik, “adapun mana maksud yang telah kita minta adakan kepadanya itu sekelian telah diadakan sekarang, sekarang apalah bicara tuan sekelian haruslah kita percayakan akan dia barang yang telah di beritakan di hadapan mata kita, segala bahawa dengan sungguhnya Muhammad Aminullah itu Nabi Akhiruzzaman dan penghulu segala nabi-nabi haruslah kita menurut katanya”.
Apabila didengar oleh Abu Jahal perkataan Raja Habib itu lalu berkata “Hai tuanku Syah Alam benaklah tuanku percayakan orang fitnah dan sebat daripada hukumannya itu dapat dipanggilnya bulan itu”.
Maka kata Raja Habib Ibn Malik itu , “Hai Abu Jahal perbuatlah olehmu biarlah bulan itu datang kepada mu supaya kita lihat mukjizatmu itu jikalau Muhammad Aminullah itu perbuatan hibatan kami sekelian pun melihat khasiyan.
Maka apabila didengar Abu Jahal kata Raja Habib Ibn Malik demikian itu. Maka Abu Jahal pun undurlah lalu pergi dari hadapan Raja Habib Ibn Malik itu.
Maka dengan kaum keluarganya maka Rasulullah pun mengajar kalimah syahadah kepada Raja Habib Ibn Malik itu demikian bunyinya “asyhaduallailahaillallah waasyhaduanna muhammadarrasullah”. Maka Raja Habib Ibn Malik pun ikrarlah mengucap dua kalimah syahadah serta masuk agama Islam dengan tulus ikhlas hatinya dengan segala rakyatnya dan kaum keluarganya dan orang besar-besar dan menteri dan hulubalang di dalam negeri Mekah sekelian masuk agama Islam. Melainkan Abu Jahal juga dengan segala kaum keluarganya yang tiada masuk agama Islam.
Setelah itu Rasulullah pun kembali pulang ke rumahnya dengan diiringkan segala kaum keluarganya itu sekelian dengan sukacitanya dan Raja Habib Ibn Malik pun serta mengirigkan rasul itu pulang ke rumahnya. Maka Raja Habib Ibn Malik pun berpalinglah kembali ke rumahnya dengan segala orang –orang besar dan segala menteri hulubalangnya rakyat sekelian dan kaum keluarganya Rasulullah pun pergilah pula mengantarkan Raja Habib Ibn Malik kembali ke rumahnya itu.
Syahdan maka apabila sampai ke rumahnya. Maka teringatlah ia akan anaknya itu tiada berkaki dan bertangan. Maka Raja Habib Ibn Malik pun berkata kepada seorang menterinya adalah lagi suatu maksudku kepada Rasulullah itu jikalau sungguhnya Rasulullah itu khatimunnabi. Maka hendaklah aku berkata anakku ini tiada berkaki dan bertangan serupa manusia yang banyak melainkan aku hendak mengantarkan anakku ini kepada Muhammad Aminullah minta adakan kaki dan tangan anakku. Maka Raja Habib Ibn Malik pun menyuruhkan seorang menterinya membawa anaknya itu kepada Rasulullah.
Al-kisah, maka diceritakan oleh orang yang empunya cetera ini. Maka turun malaikat Jibril kepada Rasulullah membawa firman Allah subhanahu wa ta’ala kepada Rasulullah sallallah alaihi wassallam seraya katanya “Ya habibullah bahawa hamba ini di pesan oleh Azzawajlla memberitahu kepada tuan hamba adapun Raja Habib Ibn Malik itu menyuruh membawa anaknya itu, yang tiada berkaki dan tiada bertangan akan dibawa kepada tuan hamba itu”.
Maka apabila datang ia kepada tuan hamba. Maka selimutkanlah dengan gebar tuan hamba ini. Maka tuan sembahyang dua raka’at satu salam setelah sudah Jibril membawa kepada Rasulullah. Maka Jibril pun kembali ke hadrat Allah ta’ala. Hatta maka tiada berapa lama antaranya. Maka datanglah orang yang disuruhkan oleh Raja Habib Ibn Malik itu membawa anaknya yang tiada berkaki dan bertangan itu. Seorang anak perempuan dibunuhnya di atas suatu Tabik Emas diletakkan di hadapan Rasulullah.
Maka Rasulullah pun menutupi dengan kain gebarnya lalu ia sembahyang dua raakat salam. Maka Rasulullah minta doa kepada Allah ta’ala tiada berapa lama antaranya belum habis Rasulullah membaca doa. Maka anak Raja Habib Ibn Malik pun duduklah sendiriannya serta lengkap kedua kaki tangannya dengan sempurna terus disuruh oleh Rasulullah pulang ke rumahnya lalu dibawa ke hadapan ayahandanya Raja Habib Ibn Malik telah dilihat anaknya telah dipertemukakan Allah ta’ala kembali kaki tangannya kedua.
Maka Raja Habib pun terlalulah hairan akan mukjizat Rasulullah itu serta dengan puji amin kepada Rasulullah sallallah alaihi wassallam dengan beberapa perkataan Raja Habib Ibn Malik itu dan membenarkan Rasulullah sallallah alaihi wassallam itu Nabi Akhirizzaman dan kekasih Allah ta’ala dengan sebenar-benarnya dan makhkota segala nabi dan penghulu nabi-nabi dan pemilik segala nabi-nabi dan kesudahan segala nabi dan barang apa kehendaknya sekelian jadi belaka.
Syahdan maka Raja Habib Ibn Malik itu pun mungkin bertambah-tambah takutnya dan kepercayaan serta dengan yakin hatinya kepada Rasulullah serta menyuruh mengantarkan beberapa hadiah daripada emas dan perak dengan beberapa pakaian yang indah-indah pada sepuluh orang laki-laki dan sepuluh orang perempuan mengantarkan hadiah kepada Rasulullah. Maka orang yang membawa persembahan itu pun seraya berkata yang junjungan ku ambillah hadiah persembahan daripada Raja Habib Ibn Malik.
Junjungan ku maka hendaklah diterima oleh junjungan ku dengan sempurnanya maka sabda Rasulullah “baik hamba terima hadiah persembahan itu daripada Raja Habib Ibn Malik itu” maka Raja Habib Ibn Mlalik pun datang pula dengan sendirinya mengadap kepada Rasulullah sallallah alaihi wassallam seraya berkata “Hai junjungan ku bahawa sesungguhnya tuan hamba ini Nabi Akhiruzzaman dan mahkota segala nabi-nabi” barang yang hamba pinta kepada junjungan ku sekalian maksud hamba berlaku, maka sabda Rasulullah sallallah alaihi wassallam “Hai Raja Habib Ibn Malik, tiada tuan hamba mendengar yang telah tersebut di dalam kitab Taurat dan Zabur dan Injil tiadalah nabi yang lain itu dijadikan Allah ta’ala Nabi Akhiruzzaman melainkan hamba inilah yang dijadikan Allah ta’ala Nabi Akhiruzzaman dan kesudahan nabi-nabi dan hamba inilah yang terlebih daripada segala. Sedang nabi dan nama hambalah yang tersebut dengan nama Allah subhanahu wa ta’ala daripada segala pintu langit dan pintu syurga dan yang tersebut pada tiang Arash”, demikian bunyinya “Lailahaillallah Muhammadarrasulullah” yang mula-mula disebut oleh segala malaikat dari Musyrik datang ke Maghribi dari dunia sampai ke akhirat sekalian itu tersebut nama hamba dengan nama Allah Azzawajalla demikian bunyinya “Lailahaillallah Muhammadarrasulullah bermula yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala ayat Quran kepada hamba yang mengatakan hamba yang tersebut Nabi Akhiruzzaman dan kesudahan nabi-nabi sabda Rasulullah “Hai Raja Habib Ibn Malik, barangsiapa percaya akan nubuwah hamba dan menurut kepada hamba dengan sesungguhnya maka Allah subhanahu wa ta’ala akan masukkan syurga dan barangsiapa tiada percaya akan mukjizat dan tiada percaya akan kitab Quran yang telah diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba itu bahawa sesungguhnya orang itu akan dimasukkan Allah ta’ala ke dalam neraka yang di bawah sekali dengan merasai seksa berbagai-bagai yang tiada dapat mendiriwayatkan lagi”.
Setelah itu, maka Raja Habib Ibn Malik pun bermohonlah kepada Rasulullah hendak kembali pulang ke rumahnya seraya katanya itu “Ya junjungan ku bahawa adalah hamba membaca di dalam kitab Injil dan Zabur dan Taurat dengan sesungguhnya junjungan ku itu Nabi Akhiruzzaman dan penghulu sekalian nabi-nabi dan kesudahan segala nabi-nabi dan mahkota nabi-nabi”, kata orang yang empunya cetera tatkala Raja Habib Ibn Malik berkata dengan Rasulullah maka Abu Jahal itu ada mengintai-ngintai dan mendengar-dengar dari bawah rumah Rasulullah. Apabila didengar oleh Abu Jahal segala perkataan raja itu maka putuslah harapan Abu Jahal itu dengan segala kaum keluarganya tiada percaya ia lagi dengan masygulnya. Masing pulang ke rumahnya mendayakan dirinya tiadalah ia upaya lagi kerana sudah bercerai dengan Raja Habib Ibn Malik itu tamat..
Maka diceterakan oleh orang yang empunya cetera ini barangsiapa membaca cetera ini yakni Hikayat Baginda Rasulullah sallallah alaihi wassallam, yang dia titahkan oleh Abu Jahal kepada Raja Habib Ibn Malik, maka hendaklah encik dan tuan sekalian ingat baik-baik, barangsiapa yang menurut seperti kelakuan Abu Jahal itu dari dunia sampai ke akhirat tiadalah selamat seumur hidupnya dan tiadalah sempurna barang sesuatu perbuatannya dan tiadalah mendapatkan kebajikan dunia dan akhirat tiada daripada Rasulullah sallallah alaihi wassallam sampai kepada hari kiamat dan lagi atasnya kepada orang yang membaca peri mukjizat janganlah disabdakan dan diolok-olokkan seperti Abu Jahal itu melainkan hendaklah kita membacakan Fatihah kepada nabi Muhammad sallallah alaihi wassallam. serta mintakan doa supaya jangan bercerai dengan iman daripada hidup sampai ke mati di dalam syaafaat Rasulullah sallallah alaihi wassallam.
‘al-Fatihah ila hadratin nabiyi sallallu-alaihiwasallam hairu halaqah muhammadi wwa”ala alihi wasohbihi ajmain birohmatikaya arhamar rahim,amin ya rabbalalamin'.

Monday, August 17, 2009

SYARAHAN 3 - FUTUH GHAIB

Assalamualaikum w.b.t

Apabila seorang hamba Allah itu diuji oleh Allah, maka mula-mulanya dia akan cuba melepaskan dirinya dari ujian atau cubaan yang menyusahkannya itu. Jika ia tidak berjaya, ia akan meminta pertolongan daripada orang lain seperti raja-raja atau orang-orang yang berkuasa, orang-orang dunia, orang-orang hartawan; dan jika ia sakit ia akan pergi meminta pertolongan doktor atau bomoh. Jika inipun tidak berjaya, maka kembalilah ia menghadapkan wajahnya kepada Allah s.w.t dan memohon sambil merayu kepadaNya. Selagi ia boleh menolong dirinya, dia tidak akan meminta pertolongan orang lain. Selagi pertolongan orang lain didapatinya, dia tidak akan meminta pertolongan Allah.

Jika dia tidak dapat pertolongan Alllah, maka berterusanla ia merayu, sembahyang, berdoa dan menyerahkan dirinya dengan penuh harapan dan cemas terhadap Allah s.w.t, Allah tidak akan menerima rayuannya sehingga dia memutuskan dirinya dengan keduniaan. Setelah putusnya dia dengan hal-hal keduniaan, maka ketentuan dan kerja Allah akan terzahir melalui orang itu dan lepaslah ia dari hal-hala keduniaan. Tinggallah padanya roh sahaja.

Monday, May 4, 2009

SUKA DUKA ITU RAHMAT ALLAH

Allah melapangkan bagimu, supaya engkau tidak selalu dalam kesempitan, dan Allah menyempitkan bagimu supaya engkau tidak hanyut dalam kelapangan, dan Allah melepaskan engkau dari keduanya, supaya engkau tidak bergantung kepada sesuatu selain Allah.

Allah mengubah-ubah keadaanmu dari sedih ke gembira, dari sihat ke sakit, dari kaya ke miskin, dari terang ke gelap, supaya mengerti bahawa engkau tidak bebas dari hukum ketentuanNya, supaya selalu engkau berdiri di atas landasan LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH. (Tida ada daya untuk mengelakkan sesuatu dan tidak ada kekuatan untuk melaksanakan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah Ta'ala)

Perbezaan Rajaa (Harapan) Dengan Lamunan (AL-HIKAM)

Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai amal perbuatan kalau tidak demikian, maka itu hanya angan-angan (lamunan) belaka.

Rasullah s.a.w bersabda:

Seorang yang sempurna akal ialah yang memperbaiki dirinya dan bersiap untuk menghadapi maut, sedang orang bodoh ialah yang selalu menurutkan hawa nafsu dan mengharap berbagai macam harapan.

Ma'ruf alkarkhi berkata: Mengharap syurga tanpa amal perbuatan itu dosa, dan mengharap syafa'at tanpa sebab bererti tertipu, dan mengharapkan rahmat dari siapa yang tidak engkau taati perintahnya bererti kebodohan.

Al-Hassan ra, berkata: Sesungguhnya ada beberapa orang yang tertipu oleh angan-angan keinginan pengampunan, sehingga mereka keluar dari dunia (mati) sedang belum ada bagi mereka suatu hasanat (kebaikan) sama sekali. Sebab mereka berkata: Kami baik sangka terhadap Allah, pada hal berdusta dalam pengakuan itu, sebab andaikan mereka baik sangka terhadap Allah, tentu baik pula perbuatannya.

Hai hamba Allah berhati-hatilah kamu dari angan-angan (lamunan) yang palsu, sebab itu sebagai jurang kebinasaan, kamu akan cuai kerananya, demi Allah tidak pernah Allah memberi pada seorang hamba kebaikan semata-mata kerana angan-angan belaka, baik untuk dunia mahupun untuk akhirat.

Wasalam

Friday, April 3, 2009

TANDA BUTA MATAHATI

Kerajinanmu untuk mencapai apa-apa yang telah dijamin pasti akan sampai kepadamu, di samping kelalaian terhadap kewajipan-kewajipan yang diamanatkan kepadamu, membukti butanya mata hatimu.

"Beberapa banyak binatang yang melata yang tidak sanggup membawa rezekinya (makanan keperluannya), Allah yang menjamin rezekinya, juga terhadap kamu." (al-Ankabut:60)

"Perintahkan kepada keluargamu supaya sembahyang dan sabarlah dalam melaksanakannya, kami tidak menuntut kamu supaya mencari, kami yang menjamin rezekimu, dan akibat bagi orang yang bertaqwa " (Thaha 132)

Kerjakan apa yang menjadi kewajipanmu terhadap kami dan kami melengkapi bagimu bahagian kami. Di sini ada dua: Satu, yang dijamin oleh Allah, maka jangan menuduh terhadap Allah. Kedua yang dituntut oleh Allah, maka jangan kau abaikan.

"Hambaku, taatilah semua perintahKu, dan jangan memberitahu kepadaKu apa yang baik bagimu"

Mengapakah orang-orang mengagungkan orang yang kaya, pemboros dan menghina ahli-ahli ibadat dan mengikuti tuntutan Quran hanya yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, sedang yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya ditinggalkan, pada hal yang demikian itu bererti mempercayai sebahagian kitab Allah, dan mengabaikan terhadap sebahagian isi kitab Allah. Mereka berusaha untuk mencapai apa-apa yang dapat dicapai tanpa usaha iaitu bahagian yang pasti tiba dan ajal yang tertentu, dan rezeki yang menjadi bahagiannya, tetapi tidak berusaha untuk mencapai apa yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha, iaitu pahala-pahala yang besar dan amal-amal ibadat dan dagangan yang tidak akan rosak.

Jangan memaksa diri untuk mencapai apa yang telah dijamin dan jangan mensia-siakan apa yang diamanahkan kepadamu.

Oleh sebab itu, maka siapa yang berusaha untuk mencapai apa yang sudah dijamin, dan mengabaikan apa yang ditugaskan kepadanya, maka bererti buta mata hatinya, kerana sangat bodohnya.